Junudul Qalbi Bagian Pertama

on Thursday, January 17, 2013

Picture Junudul Qalbi Bagian Pertama


Sahabat Blog Keajaiban Qalbu rakhima kumullaah...

Pengertian tentang junudul qalbi adalah seperti yang telah Allah SWT firmankan dalam al-qur'an,

Allah Ta'ala berfirman: "Wa maa ya'lamu junuuda rabbika illaa huwa."
Artinya: Tidaklah yang mengetahui tentara Tuhanmu, selain Dia sendiri.

Allah SWT mempunyai tentara yang terkumpul banyak dalam hati, dalam roh dan dalam alam-alam yang lain. Hanya Allah sendiri yang mengetahui hakekatnya dan uraian bilangannya. Disini kami hanyalah bermaksud sedikit mengulas tentang tentara hati.

Hati itu memiliki dua tentara:
1. Tentara yang dapat dilihat dengan mata kepala.
2. Tentara yang tidak dapat dilihat, kecuali dengan mata hati.
Kedudukan hati itu ibarat raja, dan tentara itu berkedudukan sebagai pelayan dan pembantu. Inilah tentara.

Adapun tentara hati yang dapat disaksikan mata ialah: tangan, kaki, mata, telinga, lidah dan anggota tubuh lainnya, baik lahir maupun bathin. Semua adalah pelayan hati dan yang bekerja cuma-cuma untuk hati. Hatilah yang menggunakannya dan yang pulang pergi kepadanya.

Secara naluri, semua anggota itu dijadikan patuh pada hati. Tiada sanggup menyalahinya maupun mendurhakainya. Apabila misalnya hati menyuruh mata dibuka, maka ia terbuka. Juga apabila hati menyuruh kaki bergerak, ia pun bergerak. Demikian juga apabila menyuruh lidah berkata dan ia yaqin akan hukum yang dikatakannya, tentu lidah itu berkata. Begitulah dengan anggota badan lainnya.

Kepatuhan anggota-anggota tubuh dan panca indera kepada hati, dapat diumpamakan dari segi kepatuhan para malaikat kepada Allah Ta'ala. Sesungguhnya malaikat itu secara naluri patuh, tidak sanggup menyalahi-Nya. Bahkan, mereka tidak mendurhakai Allah akan apa yang disuruh oleh Allah. Mereka perbuat, apa yang disuruh.

Hanya keduanya itu berbeda satu hal, yaitu: para malaikat itu mengetahui dengan ketaatan dan kepatuhannya. Adapun pelupuk mata mematuhi hati tentang terbuka dan tertutupnya dengan jalan: terjadinya demikian (taskhir). Tiada berita baginya dari dirinya dan dari kepatuhan kepada hati.

Sesungguhnya hati itu memerlukan kepada tentara tersebut, sebagaimana perlunya kepada kendaraan dan perbekalan dalam perjalanan. Karena itulah, ia dijadikan. Yaitu: perjalanan kepada Allah SWT dan dilewati tempat-tempat untuk menemui-Nya. Karena itulah, maka hati dijadikan.

Allah Ta'ala berfirman: "Wa maa khalaqtul jinna wal insa illaa liya'buduuni."
Artinya: Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan untuk beribadah kepada-Ku.

Sesungguhnya yang dimaksud dengan kendaraan hati itu ialah tubuh, sedangkan perbekalannya adalah ilmu.

Adapun sebab-sebab yang menyampaikannya kepada perbekalan dan yang menetapkannya dari perbekalan itu ialah: amal shaleh. Tidaklah mungkin hamba itu sampai kepada Allah SWT selama badannya tidak tenang. Ia tidak melewati (meninggalkan dunia). Sesungguhnya tempat yang terdekat tak boleh tidak dilewati, untuk sampai ke tempat yang terjauh. Dunia adalah tempat bercocok tanam bagi akhirat, dan salah satu tempat petunjuk. Dinamakan dengan dunia, karena dia itu terdekat dari dua tempat tersebut.

Bersambung . . .

(Sumber: Al-Ghazali Dalam Kitab Rahasia Keajaiban Hati).

0 comments:

Post a Comment